Senin, 23 Juni 2014

Jogja Fashion Week 2014





        Sekitar 81 perancang busana akan meramaikan Jogja Fashion Week (JFW) di Jogja Expo Center mulai 18 Juni-22 Juni 2014. Para perancang busana yang andil dalam JFW dapat mengeluarkan ide dari tradisi masing-masing. Seperti mengangkat batik, tenun atau songket dengan ide yang menarik. Dalam Jogja fashion Week ini desain pakaian yang ditampilkan selalu dapat digunakan atau ready to wear. Hal ini menjadi ciri khas dari acara tahunan JFW. Jogja Fashion Week diharapkan akan menjadi pintu gerbang fashion dunia. Selama penyelenggaraan JFW tahun 2014 ini setiap harinya ada tiga sesi. Setiap sesinya memfasilitasi desain busana anak, pemula dan profesional yang dibagi waktunya mulai dari siang, sore hingga malam hari. Sore hari untuk parade dan malam dalam bentuk mini show. Khusus hari terakhir, yakni hari minggu (15/6/2014) akan ada peragaan busana pria.  Panggung Jogja Fashion Week juga dirancang agar mengacu pada peragaan busana kelas dunia, yakni dengan tidak lagi menggunakan stage namun langsung lantai. Untuk menunjukkan ciri khas Jogja akan ditampilkan nuansa khas kota Gudeg ini yaitu tugu. Selama penyelenggaraan JFW pekan depan ini, akan ada 1.080 outfit yang bisa dilihat pengunjung. Jumlah ini justru meningkat dibandingkan tahun lalu dengan 1.015 karya dari 100 perancang busana. Meski jumlah perancang busana yang terlibat tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu, namun hal ini memang menjadi salah satu persyaratan bagi perancang busana yang ingin mengikuti acara ini. Karena setiap malam hanya digelar 5-6 perancang busana jadi mereka harus bisa memproduksi lebih banyak rancangan hingga sekitar 24 jenis busana. Mengusung tema Aura, Jogja Fashion Week tahun ini bertujuan merangkum warna-warna tradisi Nusantara, mulai dari Sabang sampai pulau Rote. Ini dikarenakan para perancang busana yang terlibat bukan hanya berasal dari daerah Jogjakarta namun juga dari luar Jawa. Dari 81 perancang busana yang terlibat, hanya 45 persen yang berasal dari Jogjakarta, sementara selebihnya berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Bandung, Bali, Palembang, bahkan Malaysia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar