Selasa, 11 Februari 2014

Analisis Mutu Tekstil


KELANGSAIAN (DRAPE)

A. TUJUAN
Memeriksa karakteristik kelangsaian kain
B. MATERI SINGKAT
Pengujian kelangsaian kain merupakan salah satu teknik untuk mengetahui kenyamanan kain. Kain yang melangsai biasanya nyaman dipakai, dan sesuai untuk busana wanita dengan model draperies.
Kelangsaian menunjukkan kemampuan jatuhnya kain karena beratnya sendiri. Kain yang memilki kelangsaian yang baik sangat sesuai untuk model-model drapery busana wanita. Disamping itu, kelangsaian juga dapat digunakan sebagai parameter untuk menyatakan ketidak kakuan kain, karena kain yang baik drape-nya bersifat fleksibel dan tidak kaku.
C. ALAT & PERLENGKAPAN
o   Drapemeter
o   Jangka
o   Mistar
o   Gunting
D. BAHAN
Kain dengan berbagai konstruksi atau ketebalan dengan ukuran panjang 30cm, lebar sesuai dengan lebar kain.
E. CARA KERJA
-   Ambil kain dan dibuat lingakaran berdiameter 10 inci (25,40cm) dengan bantuan jangka sebanyak 3 buah
-   Gunting kain tersebut sesuai ukuran yang ada
-   Letakkan kain tersebut dengan titik pusat tepat pada titik pusat cakara penyangga alat Drapemeter
-   Amati juga jatuhnya kain atau proyeksi jatuhnya kain rata-rata dengan mengukur jarak terjatuh dan terdekat ujung kain dari pusat lingkaran, untuk dihitung rata-ratanya
-   Hitung kelangsaian kain dengan rumus :
F = As – Ad
       Ac - Ad
F          = Koefisien Kelangsaian
As        = Luas proyeksi bahan yang melangsai
Ac       = Luas contoh uji
Ad       = Luas cakara penyangga
-   Tentukan tingkat kenyamanan berdasarkan standart berikut :
Koefisien kelangsaian 0,70 – 1,00 kelangsaian tinggi ( sangat nyaman )
Koefisien kelangsaian 0,40 – 0,69 kelangsaian sedang ( cukup nyaman )
Koefisien kelangsaian 0,00 – 0,39 kelangsaian rendah ( tidak nyaman )


MUATAN LISTRIK STATIS

A. TUJUAN
Mengetahui tingkat atau kadar kandungan listrik yang terdapat pada kain
B. MATERI SINGKAT
Pengujian kandungan muatan listrik statis pada kain ditujukan untuk mengetahui tinggi rendahnya muatan listrik statis yang terdapat pada bahan tekstil. Adanya muatan listrik statis menjadi salah satu indicator ketidaknyamanan kain.
Kain yang menggunakan muatan listrik statis dalam kadar yang tinggi kurang nyaman dipakai karena :
(1) dapat menarik bulu-bulu pada kulit apabila sering bergesekan dengan kulit,
(2) mengganggu kesehatan karena mengubah gaya listrik dalam tubuh,
(3) kain mudah menarik kotoran halus di permukaan kain,
(4) kain tergulung atau terlipat, melekat satu sama lain ketika dipakai.
C. ALAT & PERLENGKAPAN
o   Setrika
o   Stopwatch
o   Mistar
o   Gunting
D. BAHAN
Kain dengan berbagai jenis dan konstruksi ukuran perca
E. CARA KERJA
-   Gunting kain dengan ukuran 10 x 5 cm sebanyak 6
-    buah
-   Gosok kain tersebut dengan setrika dengan setrika dingin sebanyak 10 kali dengan arah gosokan searah
-   Ukur waktu lepasnya kain dari permukaan setrika dengan stopwatch
-   Lakukan hal yang sama untuk setrika panas, pada temperature yang sesuai dengan jenis kain
-   Hitung waktu lekat rata-rata dari masing-masing tiga kali pengukuran dingin dan panas
-   Tentukan kenyamanan kain berdasarkan standar waktu lekat muatan listrik statis berikut ini :
Waktu lekat rata-rata (td) :     > 5 detik                      tinggi (tidak nyaman) 
                                                3,00 – 5,00 detik         sedang (cukup nyaman)         
                                                0,00 – 2,59 detik         rendah (nyaman)        

PENGUJIAN DAYA SERAP AIR

A. TUJUAN
Mengetahui tingkat kemampuan kain untuk dibasahi, menyerap, dan menyimpan air
B. MATERI SINGKAT
Pengujian daya serap air adalah salah satu pengujian tingkat kenyamanan (comfortability) dipakai dari suatu bahan tekstil. Daya serap air yang baik menunjukkan kemampuan kain menyerap keringat, sehingga kain terasa sejuk. Daya serap air diukur melalui 3 indikator, yaitu : (1) Daya Basah (Wettability); (2) Daya Resap (Wet Pick Up); dan (3) Daya Kapilaritas (Capilarity)
1. Pengujian Daya Basah (Wettability)
Daya basah menunjukkan kecepatan pembasahan kain. Beasarnya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan kain untuk menyerap tetesan air yang jatuh pada permukaan kain tersebut dalam keadaan tegang.
Bahan : perca kain yang cukup luas (25x25cm2) dan air
Alat     : pipet kecil, pembidangan (ram), dan stopwatch
Cara Kerja :
a)      Regang kain perca pada pembidangan, hingga permukaan kain cukup tegang
b)      Tetesi permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch pada waktu yang bersamaan dengan saat penetesan air
c)      Amati saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap oleh kain. Pada saat itu juga matikan stopwatch
d)     Catat waktu pembasahan
e)      Lakukan sampai 5 kali pengukuran dan ambil harga rat-ratanya sebagai waktu pembasahn rata-rata
Standar Penilaian Daya Basah :
0 – 2 menit : daya basah tinggi
2 – 5 menit : daya basah sedang
> 5 menit : daya basah tinggi

2. Pengujian Daya Resap ( Wet Pick Up )
Pengujian daya resap bermaksud mengukur kemampuan kain menyimpan air secara normal bila kain tersebut direndam dalam air. Daya resap dinyatakan dalam %WPU yang menunjukkan perbandingan berat air yang ada dalam kain dengan berat kain dalam keadaan kering.
Bahan : kain dengan ukuran 10 x 10 cm2 sebanyak 3 buah dan air
Alat     : piala gelas 250 cc, pengaduk, pinset, timbangan listrik atau analitik
Cara Kerja :
a)      Timbang satu persatu contoh uji, dan hitung berat rata-rata kain dalam keadaan kering (Bk)
b)      Rendam ketiga helai contoh uji dalam air tersebut selama 10menit
c)      Adk-aduk beberapa kali selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain terbasahi merata
d)     Angkat kain tersebut  dan tiriskan hingga tidak ada lagi air yang menetes
e)      Timbang masing-masing contoh uji dalam keadaan basah tersebut, dan hitung harga rata-ratanya sebagai berat basah (Bb)
f)       Hitung %WPU dengan rumus berikut :



%WPU = Bb – Bk X 100%C = h (cm)                   C : daya kapilaritas


                        Bk

Standar Penilaian : 0 -10 % : rendah
                               11- 30 % : sedang
                              31 – 70 % : tinggi
                              >70 %  : sangat tinggi
3. Pengujian Daya Kapilaritas ( Capilarity )
Kain adalah suatu bahan yang berpori ( phorous ) yang bersifat kapiler. Daya kapilaritas menunjukkan kemampuan perambatan air pada kain karena sifat kapilaritas dari kain tersebut. Makin tinggi daya kapilaritas berarti makin tinggi pula daya serap air kain tersebut.
Bahan : 3 lembar pita ukuran 25x25cm2 memanjang kea rah lusi
 3 lembar untuk arah memanjang pakan
Air dan pewarna
Alat : piala gelas 3 buah, penjepit jemuran 3 buah, tali gantungan, stopwatch
Cara Kerja :
a)      Gunting contoh uji dan beri tanda pada jarak 5cm dari salah satu ujung pita
b)      Isi piala gelas masing – masing dengan air sebanyak 250cc, kemudian bubuhi pewarna dan diaduk rata
c)      Celupkan ujung contoh uji sampai batas (5cm) ke dalam air dengan posisi vertical dengan ujung lainnya digantung dengan jepitan
d)     Amati rambatan pewarna pada pita hingga maksimum dan tidak bergerak lagi
e)      Ukur waktu perambatan maksimum dengan bantuan stopwatch dan hitung waktu perambatan rata-rata dari ketiga contoh uji (t)
f)       Ukur tinggi perambatan maksimum pada tiga lembar pita uji, dan hitung rata-ratanya (h)
g)      Hitung daya kapilaritas dengan membagi tinggi peramabatan dengan waktu, dan rumus :
      t (detik)                 h : tinggi perambatan maksimum
                                    t : waktu perambatan
Standar penilaian :      0 – 3 cm/menit : tinggi
                                    4-5 cm/menit : sedang
                                    >5 cm/menit : rendah

1 komentar:

  1. Terimakasih sudah sharing, bagus sekali kontennya. Namun perlu penambahan terkait sumbernya.

    BalasHapus